Kamis, 24 Maret 2011

GERIMIS DAN KAMU

Kala gundah aku tulis curahan ini
waktu tergurat ukiran langkah kita,
senyum tetap menggantung dalam balutan mendung
senja itu hujan kembali rebah ke bumi ,
genangan air di lubang-lubang jalanan dibawah cahaya trotoar,
menjadi alur berdigresi indah
di bawah langit tersenyum pucat pada kita



ada suatu momen terbersit saat itu
alur waktu bergulir kejar senja sebelum gelap
tak ada istilah terlambat ketika kita menuju tak terbatasnya horizon
dalam cakrawala senyummu
ada sebuah rasa yang ingin aku menggapainya lewat tanganmu
jalanan kecil,riuh dan penuh gemerlap lampu menghujam mata
aku pun terpuruk dan terpekur dalam peluk rasamu
saat di mana aku bisa menatap apa yang engkau rasakan
dan berada dalam sajak yang sama, irama yang sama

senja ini kembali aku terpekur
sesaat setelah hujan dan cuaca dingin
tinggalkan jejak di atas jalanan
kita bersama hiasi udara dengan hangat nafas kita
apa yang pernah kau ceritakan padaku rasamu
akankah kau jadikan sajak gambarkan kisah kita
atau cukup waktu yang tahu
ada satu sajak singkap memori bersama gerimis
terbersit di langit jingga perlahan kelam
sebuah jalan dan pepohonan yang meranggas tegar
dalam batas antara ada dan tiada


Tidak ada komentar:

Posting Komentar