Jumat, 25 Maret 2011

MELUKIS PUISI DI MATAMU

Matamu sepasang coklat tua yang teduh.
Memandangmu,seperti rindang pepohonan di tengah kolam seroja.
Aku tercebur jatuh dan mencintaimu.
Dan cinta berpendar dalam berjuta pixel warna.
Memancar di percik cipratan airmatamu

Dan di sejuk tatapanmu,aku melukis puisi sebab di sana ada spektrum cinta.
Membuat rindu seteduh biru lautan yang anggun menyusun ombak gemuruh.
Membuat kecemasan membias ungu seperti langit malam menunggu bintang-bintang berlabuh.

Membuat harapan secerah mentari di jendela subuh yang membuat merah wajah kita,
setiap kali tak dapat menahan dahsyatnya ledakan jantung dan
seikat pelangi mencercahkan seluruh warna dalam satu goresan senyum.

Bulu matamu yang lepas,biar kujadikan kuas,
hanya agar semua terlukis seindah rindu padamu.
Kutahu tanganku tak mampu menoreh warna selembut tatapanmu,
menggoreskan kata selembut ucapanmu.
Tidak juga mataku dan tidak juga mulutku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar